(0362) 25887
disdukcapil@bulelengkab.go.id
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Anjungan Dukcapil Mandiri Orkestrasi Anti Lelet

Admin disdukcapil | 04 Januari 2021 | 549 kali

Oleh Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH*

SALAH satu kunci sukses dalam bisnis adalah kemampuan memunculkan ide-ide baru. Gagasan gres ini sebagai pembeda bisnis Anda dengan kompetitor. Proses menghadirkan ide-ide baru menjadi kenyataan, inilah yang disebut inovasi. Dengan inovasi, ada perubahan paradigma kerja yang melompat lebih cepat, lebih baik dari sebelumnya. 

Inovasi diperlukan lantaran dunia terus berputar. Selera masyarakat berubah dengan sangat cepat. Ancaman bisa terjadi seketika bila tidak mampu berinovasi. Bisnis yang dibangun puluhan tahun bakal rontok karena ditinggalkan customer. Contoh perusahaan raksasa yang tumbang karena gagal berinovasi sudah banyak, dan tak usah ditambah lagi. 

Maka, demi mewujudkan Indonesia Maju, Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri juga tak berhenti berinovasi. Mengacu pada film-film science fiction (sci-fi) seperti Star Trek, Star Wars, Interstellar, saya menyaksikan bahwa banyak sekali kemajuan teknologi hasil imajinasi liar para seniman di film-film tersebut kemudian menjadi kenyataan. 

Saya pun kerap seperti itu. Berawal dari imajinasi, saya selalu berpikir bagaimana agar pelayanan publik di bidang administrasi kependudukan (Adminduk) di Dukcapil semakin mudah dan membahagiakan masyarakat. Inilah semangat "bertransformasi" yang terus saya tebarkan ke mana-mana. Maka saya terus melakukan ‘orkestrasi’ segenap jajaran Dukcapil agar mampu meningkatkan pelayanan publik di bidang Adminduk ke level yang lebih tinggi. Dengan cara ini saya pun ingin membangun branding baru Dukcapil yang dulu dikenal “lelet”, kini melompat bahkan terbang menjadi Dukcapil yang “cepat”. 

Branding adalah ciri yang melekat kuat pada sebuah produk karena dibangun secara konsisten, terus mengisi pasar dengan kualitas yang konsisten, diterima oleh hati dan diingat oleh pikiran masyarakat. Sekarang branding Dukcapil, bisa dibilang sudah sangat kuat. Kalau saya menyebut 'KTP-el' atau 'Akte Kelahiran' itu berarti “Dukcapil”. Jadi branding Dukcapil yang sudah kuat, tinggal diisi dengan hal-hal positif. Sehingga ketika menyebut Dukcapil, dalam benak masyarakat brandingnya positif.

Dalam berinovasi, saya teringat filosofi “Berawal di Akhir, dan Berakhir di Awal” dari cara kerja almarhum Presiden RI Kedua Prof. Bacharuddin Jusuf Habibie. Artinya, berkarya dengan produk yang telah ada, lalu dilakukan reverse engineering. Contoh reverse engineering itu begini. Tengoklah bagaimana Tiongkok bisa sampai memproduksi kereta cepat, seperti yang akan digunakan di koridor Jakarta – Bandung. Pertama kali yang mereka lakukan adalah membeli kereta cepat dari Jerman, kemudian mereka oprek sendiri, hingga akhirnya bisa mandiri dalam produksi, walau masih ada beberapa komponen yang impor dari Jerman.

Nah, ini pula sebetulnya yang terjadi saat awal mengembangkan ‘Anjungan Dukcapil Mandiri’ (ADM). ADM ini prinsip kerjanya  mirip ATM yang telah lama dikenal di dunia perbankan. Saya kepingin masyarakat yang membutuhkan dokumen kependudukan tinggal pencet-pencet tombol mengikuti perintah mesin di layar monitor, dan dalam sekejap mata terbitlah dokumen kependudukan yang diinginkan seperti KTP elektronik kartu keluarga, akta kelahiran, akta perkawinan dan lainnya.

Alhamdulillah, tak butuh waktu lama, mimpi saya tersebut berhasil diwujudkan. Saya bersyukur sekali memiliki staf-staf yang jago-jago, yang mumpuni dan mampu menerjemahkan keinginan saya tersebut dengan tetap berpegang dan dapat dijelaskan secara ilmiah.

Setelah me-launching Dukcapil Go Digital yang ditandai perubahan paradigma kerja manual ke digital, kini Ditjen Dukcapil berinovasi dengan ADM, yaitu mesin pencetak dokumen kependudukan mulai dari KTP-el, Kartu Keluarga, Kartu Identitas Anak (KIA), akta lahir dan akta mati. 

Alhamdulillah, setelah berkali kali uji coba dan gagal, akhirnya sekarang Dukcapil berhasil  "memindahkan" sebagian pegawai, alat-alat dan kantor menuju satu aplikasi dalam mesin. Dengan adanya ADM ragam pelayanan Adminduk semakin mudah dan cepat. Masyarakat yang membutuhkan dokumen kependudukan bisa langsung ke kantor Dukcapil, mengurus secara online, dan sekarang melalui mesin ADM.

Inovasi ini dirancang khusus agar masyarakat bisa mencetak dokumen dengan cepat, mudah, gratis dan berstandar sama tanpa diskriminasi. Sistemnya bekerja dengan pengamanan nomor induk kependudukan (NIK), personal identification number (PIN) dan quick response (QR) Code. Mesin ADM ini sudah masuk dalam e-catalog Ditjen Ducapil. Ditargetkan tahun ini sudah dapat diimplementasikan di berbagai daerah. Sejauh ini daerah sudah banyak yang mau beli. Saya yakin kepala daerah yang ingin memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat pasti butuh.

Lalu bagaimana cara kerja mesin ADM ini? Sama seperti menggunakan ATM untuk mengambil duit nasabah harus teregistrasi terlebih dahulu di bank. Begitu juga pemohon dokumen kependudukan melalui mesin ADM harus teregistrasi di kantor Dukcapil setempat. Setelah itu akan diberi nomor PIN lewat SMS ke telepon genggam masing-masing.

PIN yang diberikan ada dua jenis. Pertama, untuk masuk ke dalam sistem yang ada di ADM. Kemudian, PIN untuk mencetak data kependudukan. Tiap data kependudukan akan diberi masing-masing PIN dan bisa digunakan hanya sekali pencetakan. 

Misalnya PIN untuk mencetak KTP-el, KK, KIA, akta lahir dan lain-lain. Selain PIN, juga akan diberikan QR code atau kode dalam bentuk barcode lewat e-mail masing-masing. Setelah memiliki PIN atau QR code, masyarakat sudah bisa menggunakan mesin ADM yang bakal ditempatkan di area-area publik seperti mall, perkantoran, pasar dan pusat keramaian lainnya.

Pada tampilan awal mesin ADM ada tiga menu pilihan. Yang bisa diklik salah satu, yaitu sidik jari, NIK atau QR code untuk mencetak data kependudukan yang diinginkan. Katakanlah memilih menu sidik jari, setelah menu ditekan akan muncul gambar sepuluh jari. Silakan pilih salah satu jari yang ingin digunakan, isi NIK di kolom yang ada, dan gunakan jari Anda menekan pada tempat yang tersedia.

Kemudian akan muncul perintah silakan cetak, disertai tampilan menu mau menggunakan PIN atau menggunakan QR code. Jika memilih menggunakan PIN, Anda harus mengisi kolom dengan PIN yang sebelumnya dikirimkan lewat SMS. Setelah itu fisik KTP-el akan keluar dari ADM.

Proses dari pertama kali menggunakan ADM hingga KTP-el tercetak hanya butuh waktu 1 menit 30 detik. Proses lebih cepat jika memilih menggunakan menu QR code, hanya butuh waktu sekitar satu menit. Begitu juga untuk mencetak Kartu Keluarga atau akta-akta lainnya, dokumen dicetak di atas kertas putih biasa bukan di kertas security berhologram. Sebagai gantinya dan bernilai security yang sama, yakni kertas putih tersebut sudah menggunakan QR code tadi. Kalau sudah teregistrasi, itu PIN atau QR code akan berlaku dua tahun. 

Saya pun kembali bersyukur bahwa mesin ADM meraih penghargaan sebagai The Best Inovasi, atau Terbaik Pertama dalam pameran Festival Inovasi yang digelar di Gedung Graha Makarti Bhakti Nagari, LAN, Pejompongan, Jakarta, Rabu (4/12/2019). 

* Penulis adalah Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri

Sumber : https://dukcapil.kemendagri.go.id/berita/baca/351/anjungan-dukcapil-mandiri-orkestrasi-anti-lelet