Jakarta - Ibarat jaringan listrik, aparatur Dukcapil daerah memiliki tegangan yang sama tinggi. Begitu disulut semangat inovasinya yang satu, maka Dinas Dukcapil daerah lain ikut terpantik berinovasi. Atau minimal melakukan replikasi agar memiliki kualitas layanan administrasi kependudukan yang merata sama baiknya.
Demikian disampaikan oleh Sekretaris Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri Akhmad Sudirman Tavipiyono dalam tayangan "Ngopi Bareng Dukcapil" yang dihelat TVDesa ditayangkan di situs berbagi video Youtube, Channel MyTVDesa dan Dukcapil KDN, Jumat (26/2/2021) pagi.
"Sebetulnya setiap daerah sudah punya amunisi inovasinya sendiri-sendiri sesuai dengan kekhasan masing-masing daerah. Semua tujuannya sama untuk meningkatkan kualitas layanan Adminduk dan membahagiakan masyarakat karena urusannya cepat beres dan diberikan gratis," kata Tavip menjawab host Ngopi bareng Dukcapil, Suryokoco Suryoputro.
Dalam episode #3 kali ini masyarakat diajak belajar dan mengambil inspirasi baik dari Kabupaten Lombok Timur (Lotim) dan Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba). Kedua kabupaten berturut-turut dari Provinsi Nusa Tenggara Baratdan Provinsi Lampung ini mengenalkan inovasi unggulannya yakni "Bakso" dan "Peterpan".
Menurut Kadis Dukcapil Lotim Sateriadi, BAKSO adalah singkatan program Bikin Administrasi Kependudukan Secara Online. Program BAKSO ini sebagai salah satu cara agar masyarakat yang sedang membuat Adminduk bisa lebih mudah bahkan menjangkau pelayanan sampai ke tingkat desa.
"Mereka itu tidak harus datang ke Dukcapil. Tidak harus mengeluarkan biaya dan antre. Bahkan layanan ini mendekatkan pelayanan Dukcapil ke desa,” kata Sateriadi menerangkan.
Program BAKSO populer hingga ke masyarakat pedesaan di Lotim. Istilahnya ingat Bakso, ingat pelayanan online Dukcapil. Mekanismenya disesuaikan agar pemerintah desa bisa terintegrasi dengan Dukcapil. Dengan catatan, setiap desa yang ada di Lotim harus punya data valid warganya yang tidak punya Adminduk. Baik itu Kartu Keluarga, akta kelahiran, KTP-el dan dokumen kependudukan lainnya.
Petugas dari Dinas Dukcapil Lotim mengirimkan data warga desa yang belum punya adminduk kepada pemerintah desa. Baru kemudian perangkat desa akan mem-follow up untuk verifikasi.
“Ketika data rilnya sudah ada, desa akan mengupload link-nya yang sudah tersambung dengan Dukcapil. Desa akan barter dengan Dukcapil, dimana desa menyerahkan data dan Dukcapil menyerahkan dokumen adminduk itu,” kata Sateriadi.
Kadis Dukcapil Tubaba Ahmad Hariyanto menjelaskan, pihaknya terus mengupayakan pencapaian target nasional dalam pelayanan, penerbitan dokumen kependudukan dan catatan sipil untuk masyarakat di daerahnya.
Upaya pencapaian target nasional tersebut dengan melakukan inovasi pelayanan terintegrasi yakni Pelayanan Terpadu All in One (Peterpan) yang dilayani secara online melalui aplikasi e-Smile, dan secara offline di Kantor Disdukcapil, di komplek perkantoran Pemkab Tubaba, Panaragan, Kecamatan Tulang Bawang Tengah.
“Pelayanan terintegrasi ini sudah mulai berjalan per 1 Februari, dengan adanya program ini masyarakat yang mengurus adminduk bisa mendapatkan dokumen kependudukan secara komplit hanya dengan satu kali proses,” kata Kadis Tubaba Ahmad Hariyanto.
Hariyanto menambahkan target nasional yakni penyelesaian perekaman dan pencetakan KTP-el 100 persen, penerbitan KIA dengan target 30 persen, penerbitan akta kelahiran nol sampai 18 tahun dengan target 95 persen. "Itulah target nasional yang tahun ini harus kita capai, dan upaya pencapaian ini dengan menjalankan program layanan terintegrasi Peterpan," katanya memungkasi.
Sesditjen Tavip kembali menekankan bahwa tugas Dukcapil ke depan adalah fokus pada peningkatan kualitas layanan adminduk. "Mari perbaiki metode kerja kita, kalau beberapa tahun yang lalu masih kerja dengan cara "BAU" atau business as usual, maka Dukcapil tidak bisa lagi begitu. Lotim dan Tubaba itu dua contoh luar biasa. Daerah lain silakan replikasi atau berinovasi lain lagi," kata Sesditjen Tavip.
Tavip yang juga menjabat sebagai Direktur Pemanfaatan Data Kependudukan di Ditjen Dukcapil juga meminta Kadis Dukcapil meningkatkan kualitas SDM jajarannya.
"Setiap tahun Dukcapil selalu menyelenggarakan bimbingan teknis (Bimtek) dari level manajemen hingga pelaksana. Di samping itu karena teknologi berkembang sangat cepat jajaran dukcapil harus terus melakukan ekstensifikasi teknologi menyesuaikan dengan tren teknologi global. Dengan itu semua saya yakin betul Indonesia akan maju, dan Dukcapil sebagai salah satu pengungkit kemajuan itu," kata Tavip. Dukcapil***
Sumber : https://dukcapil.kemendagri.go.id/berita/baca/668/bakso-dan-peterpan-inspirasi-baik-dari-lotim-dan-tubaba